Ku
berimajinasi dengan Tuhan
Ke
mana nerakaku?
Aku segera
ingin masuk ke sana
Menyerahkan
diri atas dosaku yang amat hina
Atas
masa laluku yang tak mungkin menuju ke surga
Keoptimisaku
untuk menetap ke sana sangat terasa hebat
Tapi,
mengapa?
Setelah
berjalan ribuan kilo aku tak kunjung menemukannya
Seperti
apa sih neraka?
Yang
katanya pemuka agama aku memang berhak tinggal di sana
Memikirkan
dan mencari itu
Malah
hanya kesepian yang mampu ku rasakan
Di
mana nerakaku?
Ku
bertanya terus dan berharap menemukannya
Tak
adakah kompas penunjuk arah untuk mengantarku ke sana?
Atau
semacam peta?
Atau
seorang yang mampu menjadi penunjukku?
Atau
bahkan malaikat Malik yang merelakan waktunya untuk menjemputku?
Sulit!
Kesepian
kembali yang ku dapat
Kemungkinan
itu, kok tak kunjung ku dapatkan
Benar-benar
sulit!
Bertahun-tahun
aku ingin menuju ke sana, tapi tak bisa!
Di
mana nerakaku?
Tiba-tiba
angin kencang menampar tubuhku
Aku
pun terpelanting dalam kondisi yang semakin sepi dan hening
Malaikat
Malik tak kunjung datah, eh...
Malah
Ridwan pun mendatangiku dengan cahaya spesialnya
Dia
terucap hebat dan mampu membuat diriku merinding
“Sudahlah
lupakan semua pengalaman pahit dan dosamu itu.”
“Emang
kenapa malaikat Ridwan?” aku penasaran
“Perbaiki
saja hidupmu yang sekarang ini dan fokus sama masa depan!”
“Kenapa
kamu bisa bilang seperti itu?” aku tetap penuh penasaran
“Jaminanmu
surga!”
“Lha?”
“Karena
kamu sudah sadar!”
0 komentar:
Posting Komentar