Welcome Myspace Comments

Selasa, 12 Juni 2012

RENUNGAN PAGI


Selamat pagi dunia, Aku ingin menyambut fajar ini dengan sentuhan semangat dan keihlasan dalam melangkah. Merenungi waktu-waktu yang telah berlalu sebelum menjalani aktivitas-aktivitas hari ini. Di pagi kemarin hingga malam, Aku telah mencoba memberikan yang terbaik khususnya untuk diriku sendiri dan umumnya untuk orang-orang di sekitarku.

Menjalankan yang terbaik, itulah keinginan terkuatku. Aku hanyalah seorang yang biasa yang sangat berharap keagungan-Mu untuk menjadi pribadi yang Engkau angkat derajatku menjadi mulia di dunia dan akhirat. Aku bukan terlahir dari induk Singa yang mampu melahirkan singa dengan aungannya yang menggema alam sejagad, Aku bukan terlahir dari keluarga Hiu yang mampu menunjukkan gigi tajamnya di kerajaan, Aku bukan terlahir dari induk Elang yang mampu terbebang bebas menikmati kerajaan Alam Raya, Aku bukan terlahir dari bangsawan yang mampu berdiri tegak dengan daya kemampuannya, Aku juga bukan cucu wali yang mungkin diberi langkah spesial oleh-Nya untuk menampakkan kehebatan-kehebatannya, dan Aku juga bukan dari keluarga HEBAT yang mempu menebarkan KEHEBATANNYA untuk memberikan yang terbaik.

Lantas, Apa Aku harus diam? TIDAK!

Meskipun saat ini Aku bukan seorang yang luar biasa, bukan seperti singa, hiu, elang, bangsawan, cucu wali atau keluarga HEBAT. Lantas kau yang di sana, jangan seenaknya sendiri menghinaku dengan kemasan kegemulaianmu, kemanjaanmu, kesopananmu atau pun dengan keangkuhan keilmuanmu yang sebenarnya Aku bosan dengan kesemuannya itu.
Aku ibarat semut hitam yang berjalan terus menerus, menabrak dan terus menabrak apa yang ada di depanku sebagai tanda aku mencari jalan kemana pun untuk menemukan sarang semut. Semua orang menganggap, semut itu berhati baik karena dengan kesediaannya menyapa semut-semut yang lain dengan simbol bertabrakan satu sama lain. Namun bukan hanya itu, ternyata Allah SWT memberikan jalan khusus yang lurus untuk mempermudah menuju tujuan mereka atau ke sarang semut biar tak melenceng ke mana-mana.(*Belajar Menafsiri sendiri*)

Begitu juga denganku, ibarat kata Aku telah terlempar di dunia ini tiada strong power yang mendampingiku. Tak ada istilah singa, hiu, elang, bangsawan, cucu wali atau pun dari keluarga HEBAT yang menuntunku. Hanya Allah SWT dan keluarga sederhanaku yang selalu mendorongku untuk kemudian berharap aku mampu berlari kencang bahkan mampu melewati istilah-istilah itu. Tak pernah cuil sedikit pun dalam benakku mengenai petuah dari keluarga sederhanaku,

“Nak, Suksesnya dari keluarga yang emang sudah terlahir dari keluarga sukses itu sudah biasa!!! Sudah biasa banget!!! Namun, kita nak yang sudah terlahir jadi keluarga biasa dan kemudian menjadi keluarga yang SUKSES itu yang benar-benar baru LUAR BIASA!!!”

Saat ini, sedikit banyak Aku telah menerapkan apa yang menjadi trend topic novelis muda Ahmad Fuadi yang mengajarkan kita untuk bersungguh-sungguh dalam beraktivitas dan selalu bersabar untuk menjadi pribadi yang beruntung. Dengan modal itu, di usiaku yang awal 21 tahun ini. Aku berharap dan selalu berusaha ekstra untuk mampu minimal seperti mereka yang telah terlanjur terlahir berasal dari keluarga hebat.
*****
Di Surabaya ini, Aku berjuang untuk survive dan berkarya agar pribadi ini tak akan miskin dalam segalanya (miskin ilmu maupun harta). Fokus di produk Pijat cap STIWI Syar’i yang telah ku jalani 3 tahun lamanya. Alhamdulillah, saban hari aku menemui pasien per pasien untuk dipijat dari kamar satu ke kamar lain dan sangat berharap panen rezeki di sana. Tak hanya keletihan dan uang yang menjadi prioritas utama yang ku dapat, diproses itulah terselip visi besar untuk mengharumkan produkku itu. Hanya orang yang tulus menyayangiku yang mengetahui apa visi besarku itu dan target kapan akan terealisasi.

Selebaran brosur produk Pijat cap STIWI Syar’i telah menyebar di daerah sekitar kampusku, promosi via sms dan brosur dalam bentuk file pun tak ketinggalan yang telah menembus seluruh nusantara melalui jejaring sosial facebook. Ini contoh brosurnya:

Di area sekitar kampusku, berbagai tempat keramaian tak luput dari tempelan-tempelan brosur warna-warni produk Pijat cap STIWI Syar’i baik di Warkop-warkop, Warung Nasi, di persimpangan jalan, di pondok pesantren, mading Mushala, di kamar-kamar pasienku bahkan tiap orang yang lewat atau pas ketemuan selalu tak luput aku sodorkan brosur itu.

Di kampusku IAIN Sunan Ampel adalah sarangku untuk menjemput ilmu dan rezeki. Gudang ilmu dan rezeki, seabrek berkeliaran dan ku ambil satu persatu bahkan segepok. Akhir-akhir ini, orderan pijat terus dan terus berdatangan. Alhamdulillah banget, semakin banyak pasien dan pelanggan setia mungkin Allah SWT memberikan sinyal untuk memotivasiku segera meng-ada-kan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dikembangkan dalam naungan Manajemen “Pijat cap STIWI Syar’i”. (* Amien Ya Allah*)

Ketika tak membawa motor berada di kampus dan tiba-tiba order-an berada di belakang kampus, aku seringkali menjalani hal-hal yang sedikit liar. Dahulu, kalau menjumpai peristiwa seperti ini aku selalu berbalik arah lewat depan kampus dan jalan kaki terkadang juga nebeng ama kendaraan yang lewat dengan waktu sekitar 15 menit, maklum saja karena kampus memberikan kebijakan tepat pukul 18.00 WIB s/d 06.00 WIB gerbang kampus belakang harus uda di tutup. Namun, dengan bertambahnya waktu ternyata waktu 15 menit sanggup aku ubah menjadi hanya sekitar 3 menit saja, hehe. Keren!

Thanks SEMA Fakultas Dakwah!

Ternyata aku tersadarkan setiap ada masalah pasti ada solusi, di tempat tadi ternyata ada jalan rahasia untuk bisa langsung tembus ke Gang Dosen (Gang di Belakang Kampus). Di jalan rahasia itu, aku selalu permisi untuk menjalankan aksi menyingkat waktu itu segera bertemu dengan pasien. Meloncat pagar rahasia di SEMA Fakultas Dakwah! hehehe, Itulah yang sering ku lakukan untuk menemui pasien di belakang kampus ketika aku berada di kampus. Memang sedikit liar, namun itulah yang membuatku mampu berbuat cekatan dan itu memang sudah menjadi karakterku. Dengan ketinggian sekitar 2 meter itu, aku selalu berhati-hati biar adegan mau jatuh dulu gak terulang kembali. Harus waspada dan cengkraman tangan harus kuat, ternyata berhasil. Hehe, maklum mantan atlit panjat dinding jadi mengenai cengkraman uda tak menjadi masalah buatku.

Dari banyaknya pasien, banyak pula adegan yang lucu terselip di sana yang tak terlupakan. Salah satunya tadi malam, Alkisah... hehe,

Ada pasien Mahasiswa yang bernama Agung, dia menelponku untuk minta dipijat saat aku baru saja memegang kaki pasienku. Alhamdulillah ada pasien lagi, itu yang aku ucap. Di tengah-tengah telpon tadi, terjadi deal pukul 22.00 WIB untuk aku pijat di kosnya yang katanya dekat toko buku di Gang Dosen. Saat itu, aku gak ada waktu untuk menyimpan nomor hp nya. Nomor hp nya hanya tersimpan dipanggilan masuk dan nomor itu akan hilang ketika hpku mati karena error. Perasaan gak enak pun ku rasakan! Setelah mijat pasien tadi sekitar pukul 21.30 WIB yang ketepatan mahasiswa juga, aku kebingungan lokasi tang tepat di mana kosnya. Mau nelpon ternyata uda gak kesimpen. Aku pun mendatangi ciri-ciri tempat tadi yaitu di Gang Dosen dekat Toko Buku, aku pun segera meluncur kesana dan sesampai di sana aku kebingungan mana kost yang dia huni. Kebingunganku memunculkan keberanian, di tempat tadi berjejer kost yang membuatku bingung di mana tempat kostnya.

Kebingunganku memunculkan keberanian, hehe. Betul banget! Di sana, aku berteriak lirih memanggil nama pasien tadi yang ketepatan dengan punya nama Mas Agung. Berteriak lirih sekitar belasan teriakan di area tadi tak kunjung sukses, huf. “Di mana dia ne?” ucapku menunggu penantian. Aku tak sabar, teriakan lirihku tadi aku coba tuk aku kencangkan berkali-kali di sela-sela kost. “Mas Aguung... Maaaaas Aaaaguuuuuuung...!!!” teriakan sedikit keras dan kosong tak ada respon,,, waduh jangan-jangan salah tempat kost ne.

Kebingunganku memunculkan keberanian, di sana aku malah mengetok pintu tiap kost dan menanyakan satu persatu ada gak yang namanya Mas Agung dan hasilnya nihil. Sampai-sampai aku gak paham ada kost rumah tangga dan ada ibu-ibu yang aku tanyain pertanyaan tadi dan hasilnya juga nihil, maaf ibu aku udah mengganggu aktivitas sampeyan. Tadi malam aku lumayan terlalu berani mengetok-ngetok pintu tiap kost menanyakan yang namanya mas Agung,,, Akhirnya dengan keberanian, kenekatan dan kerja keras, ketemu juga dia, hahaha. Alhamdulillah,,, di sana menjalankan aksi mijat dan sambil sharing tentang bussines.
Setelah mijat, aku menuju ke warkop sambil mencari bungkusan nasi. Setelah makan, aku minta izin menempelkan brosur Pijat cap STIWI Syar’i di sela-sela temboknya dan ternyata sekitar pukul 00.00 WIB deal katanya yang punya Warkop tadi minta pijat, hehe. Kemudian, aku berjalan ke barat menuju perpustakaan kampus bukan mau pinjam buku! Namun, silaturrahim dengan pasien-pasienku dan numpang bermalam karena di kost dipake temen adek tuk persiapan ujian SNMPTN. Di perpustakaan itu aku sering bermalam, aku sangat bersyukur mempunyai kenalan yang baik hati bak keluarga sendiri. Alhamdulillah, dengan kondisi yang lumayan capek habis full orderan kemarin-kemarin malam dan tadi malam lumayan dapat 45 ribu (2 pasien) semoga pendapatan di atas 100 ribu kayak kemarin bisa terulang kembali bahkan lebih. (* :: Amien :: *)
*****
Terima kasih Allah, Engkau mampu memberikan kemampuan untukku yang selalu terus berkarya dan hidup mandiri. Ya Allah, wujudkanlah impian muliaku ini yakni mampu memberi makan orang-orang di sekitarku dengan jalan memberikan lapangan kerja yang layak bagi mereka (Young Success Entrepreneur). (**__Amien lagi___**) Semoga aku selalu punya bekal Iman, Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan JUJUR untuk menjadi pribadi yang HEBAT...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

HTML

Powered By Blogger

SALJU INDAH