Welcome Myspace Comments

Sabtu, 17 Desember 2011

Sakit dan Rezekiku diguyur hujan,TETAP SENYUM!


# Catatan 6 Desember 2011 #

Sakit dan Rezekiku diguyur hujan, TETAP SENYUM!

Pagi ini sekitar pukul 02.05 WIB, aku merasa sangaaaaaaaaaaaat capek banget... Ya capek banget, pengen rasanya segar kembali seperti sedia kala dan mampu membuat goresan tulisan yang sebanyak-banyaknya, sehingga mampu mengepakkan sayap imajinasiku tanpa batas, dan mampu membuat pikiran ini semakin fresh dan sekiranya berharap mampu menjadi inspirasi bagi siapa pun. SEHAT, SEHAT, SEHAT...!!!

Itu yang terus Aku ucap dalam jiwa dan ragaku ini, tujuannya biar menjadi SEHAT beneran... Akhirnya, mindset seperti itu ternyata manjur juga aku terapkan dan Aku putuskan untuk beristirahat alias tidur dulu agar ntar lebih fresh lagi. Semoga ntar bisa fresh lagi dan mampu memegang jasad dari air yang dingin di kamar mandi itu, itu yang aku inginkan. Rasanya seakan kesetrum bila kulit ini menyentuhnya, semoga mampu... Amien... Tidur dulu ya! Di lanjutkan ntar....zzzzZZZZ (2:12 WIB).

*********

Mata ini terbangun dari singgagsana mimpi. Namun, jiwa ini seakan susah sekali untuk dibangunkan, letih itulah yang Aku rasakan. Adikku selalu berusaha untuk membangunkan, Aku pun tak menggubris sama sekali. Rutinitas seperti biasa, seharusnya sebelum jam 06.00 WIB, Aku dan adikku seharusnya sudah siap di lokasi untuk mencari nafkah dan siap atas segala sesuatu yang telah dipersiapkan, seperti merapikan meja, kursi, gula, gelas, tenda, beli es batu, produk sari kedelai, bersih-bersih lokasi, dan banyak lagi yang lain. Namun, hari ini aku tak mampu melakukan rutinitasku itu seperti biasa, letih dan demam disekujur tubuh itulah yang Aku rasakan dan Aku jadikan alasan mengapa waktuku menjadi molor. Pukul menunjukkan 06.15 WIB, Aku pun masih tergeletak di atas kasur yang masih lengkap dengan bantal, guling dan selimut. Di dalam kos yang sendirian karena Adikku telah meminta izin berangkat ke kampus sendirian dengan berjalan kaki pula, selain tujuan utama ada kelas intensif bahasa Inggris juga tujuannya untuk merapikan lokasi untuk jualan sari kedelai. Tak tega rasanya dan membayangkan adek cewekku mengangkat meja, bersih-bersih, dan berpagai kaegiatan untuk merapikan lokasi jualan dengan sendirian. Akhirnya, sekitar pukul 06.22 WIB adikku menyelesaikan tugasnya, semuanya telah beres keculai mengambil tenda putih sebagai pengayom jualan dari teriknya matahari hingga sebagai pelindung dari reruntuhan-reruntuhan air-air surga yang berhasil runtuh di permukaan kulit bumi yang telah ku pijak.

Pengorbanan! Itulah yang terkadang Aku dan Adik jalani selama di Surabaya, sudah jelas... Adik masuk dalam intensif bahasa inggris seharusnya pukul 06.00 WIB. Namun, inilah kenyataannya mengorbankan waktu kuliah untuk mempersiapkan segala yang perlu dipersiapkan untuk berjualan. “Biarin, toh kadang-kadang dosennya juga sering telat! Ya kadang-kadang juga disiplin sih! Biarin!” itu yang diucapkan adikku padaku saat aku tanya mengenai keseringan telat masuk kuliah.

Kembali ke dalam kosku, sekitar pukul 06.30 WIB, aku pun tetap menderita dengan rasa sakit yang sebenarnya tak aku inginkan datang dalam jiwa dan ragaku. Sahabat seperjuanganku sewaktu meraih dalam mimpi terus-menerus menempel dengan setianya, kasur, bantal, guling, dan selimut selalu bersedia untuk menemaniku dalam rasa sakit yang mendalam ini.

Maindset untuk SEHAT, SEHAT, dan SEHAT tak mampu mengubahku menjadi SEHAT, malah tambah parah. Tepat dipukul 06.45 WIB, aku pun mencoba untuk menantang jasmani yang sedang payah ini untuk memberontak berusaha menjadi jasmani yang kuat dan liar. With tehe power of do’a dan kekuatan diri aku pun segera membuang jauh-jauh dan mengambil lagi sampai rapi sahabat-sahabat mimpiku tadi untuk kembali beraktivitas seperti sedia kala. Ku beranikan pula, aku menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu... Sholat subuh hampir jam 07.00 WIB itulah yang aku lakukan, jujur Aku sangat merasakan kesakitan, Subuh kesiangan? kalau gak salah dulu pernah mengikuti semacam pengajian kalau kau terbangun dari tidur kesiangan semisal jam 08.00 WIB dan belum shalat subuh, maka shalatlah selagi alasan-alasan kau sebelum tertidur itu untuk kebaikan bukan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Sekujur kulitku sekan kesakitan merasakan kesegaran air wudhu, itulah yang memang sering aku rasakan tatkala rasa sakit menghadang. Shalat subuh pun Aku jalankan dan tak lupa sekaligus shalat dhuha 4 rakaat. Aku meminta ampun pada-Nya untuk selalu ingin dijadikan sebagai makhluk-Nya yang beruntung dari segala apa pun bentuknya, semisal beruntung mendapatkan shalat berjamaah dan disiplin, atau pun mampu beruntung dalam ruang lingkup duniawi. Aku menjalani shalat tadi sangat merasakan kesakitan dalam segala gerak gerik shalat, terasa sakit semua (meriang. red.), biarlah mungkin ini yang namanya hidup yang harus bersemangat dalam menjalani alur kehidupan.

Ku tekadkan jiwa dan raga ini, untuk memulai rutinitas seperti biasanya. Mengambil produk sari kedelai di rumah bos, di perjalanan juga aku merasakan kesakitan yang luar biasa akan sayatan-sayatan angin yang menyayat di sekujur kulitku. Seakan semakin menderita hidupku ini, sakit banget. Setelah mengambil sari kedelai, aku juga mengiring kepada para pelanggan setiaku dengan teriakan “Sari kedelai... Sari kedelai hangat... Sari kedelai hangat seribu...”. sakit rasanya saat teriakanku tadi sembari dihadang dengan sayatan-syatan angin lagi, wow mantaaaaap banget rasa sakitku ini. Sesi keliling menjajakan barang dagangan ke para pelanggan dan pembeli dadakan telah usai, dan segera aku menuju ke lokasi jualan yang telah dipersiapkan adikku sebelumnya yakni di depan kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Di sana telah disambut teman kelasku yakni Hida yang telah bersedia untuk membantuku meski dengan upah antara Rp. 15.000,- hingga Rp. 20.000,- dari pukul 07.00 hingga sekitar pukul 15.00 WIB, dengan upah seperti itu dan juga ditambah bunus sarapan, semangatnya sangat terlihat dalam melayani pembeli atau pun mempersiapkan sesuatu yang belum siap dalam lokasi tersebut semisal tenda, ia langsung mengajakku mengambil tenda yeng berada tepat di belakang pos satpam kampus, ya memang barang daganganku telah ku letakkan di tempat tersebut. Alhamdulillah, satpam kampus telah kenal akrab denganku sehingga segala peralatan jualan aku letakkan di tempat itu, aku pun harus menjaga amanah atau kepercayaanku ini agar sesuatu yang tidak aku inginkan dapat terjadi kelak. Proses jualan pun mulai dapat beroperasi, menanti kedatangan pembeli sambil bercanda gurau dengan temenku tadi dan tak terasa pukul 08.00 WIB pun telah menyapaku, adikku datang dari mata kuliat intensif bahasa inggris dan...

“Mas, istirahat ja di kos.” Ucap adikku.

Tak panjang lebar, setelah mendiskusikan mengenai ini dan akhirnya aku putuskan untuk istirahat sebentar di kos untuk menemani sahabat-sahabat mimpiku tadi. Lokasi jualan pun, di jaga adik dan temenku tadi. Aku pun diantar naik motor menuju ke kos dengan berharap setelah istirahat mampu mempunyai ketegaran seperti sedia kala. Ketenangan dalam kos sangat terasa, suasana yang cocok untuk dijadikan tempat istirahat. Aku pun istirahat sambil memainkan jempolku untuk smsan, tak lama kemudian mataku pun loyo tertidur dalam suasana yang hening. zzzZZZZZ.

Tepat pukul 14.22 WIB, aku pun terbangun dan segera mengambil air wudhu untuk shalat dhuhur sendirian di kos, kesendirian dalam kos sangat terasa yang hanya ditemani rasa sakit yang agak mendingan berkurang. Tak beberapa lama kemudian, nada dering hp buntutku bunyi... dan dengan sesegera itu aku pun membacanya. “Mas, adek udah di gang mas.” Lewat pesan singkat itu, aku pun menjemput bidadari hidupku yang sengaja untuk menjenguk diriku yang sedang terkapar ringan. Meski sebelumnya, aku telah melarang untuk tidak menjenguk, si dia pun tetap melanjutkan keinginannya untuk menjengukku. Aku pun, agak sedikit gak enak sama si dia dan merasa senang juga saat saat rasa sakitku ini ditemani dengan si dia yang manis. Terima kasih banyak... Sekitar 1 jam lebih, aku dan si dia bercanda gurau dalam kos yang dalam kondisi terbuka pintunya agar tidak adanya fitnah, bercanda gurau ditemani laptop. Senang bener hati ini, bahagia bener jiwa dan ragaku ini menatap senyuman ikhlas bersarang di wajahnya, sekali lagi terima kasih ku ucapkan. Dalam kondisi yang masih hujan, kita berdua pun terjebak dalam kos, niat untuk ke kampus bareng-bareng pun sedikit tertunda. Tak beberapa lama kemudian, rintik-rintik hujan telah berhenti dengan sendirnya.

Hujan telah tiada, aku dan si dia pun berjalan bareng menuju kampus. Namun, si dia berubah pikiran untuk menuju bemo dan memutuskan untuk pulang. Akhirnya, aku pun sendirian lagi untuk menuju ke depan kampus menjenguk jualan sari kedelai. Temenku Hida akhirnya pulang sesuai dengan perjanjian awal yakni sekitar pukul 15.00 WIB telah pulang untuk bekerja, sekarang hanya aku dan adik yang menjaga stand sari kedelai ini hingga larut malam sekitar isya’. Aku berdo’a pada Allah, Ya Allah berilah hambamu ini kesabaran dan keberuntungan dalam menjalani hidup seperti ini, hidup sebagai manusia jalanan. Ya manusia jalanan, manusia yang berharap nafkah dari jalanan dan manusia yang bergelut dengan jalanan.

Tak kusadari bahwa, aku dan adik adalah manusia jalanan yang termuda. Inilah perjuangan hidup untuk mencari nafkah dari pagi hingga malam, gak terbayang ternyata perjuangan hidup seperti ini telah dijalani juga oleh manusia-manusia jalanan lainnya yang lebih dewasa dan bahkan berkeluarga. Perjuangan ku dan adik tersayangku ternyata telah berasa dalam kompetisi jalanan, yang sebanding dengan mereka yang telah dewasa. Memang gak kebayang, pemuda seperti kita menjalani aktivitas seperti ini. Panas yang menyengat bahkan terkadang menggigil di saat air surgawinya terlah terjatuh dari singgasananya hingga turun di bumi. Musim hujan menjadikan surga para petani yang mendapatkan kemudahan dalam pengirigasian, ini tidak bagi penjual sepertiku yang menjajakan Es sari kedelai. Sepiiiiiii.... Sepiiiiiiiiiiiiiii bangeeeeet. Tak hanya aku dan adek yang meraskan semua ini, penjual es di sebelahku juga merasakan hal yang serupa, Es Cincau, Es Sari Tebu, Es Marimas dkk, Es legen, dll. Hanya bermodal sabar dan telaten adalah modal yang mampu bertahan untuk mendapatkan nafkah, yang jelas Aku dan adikku tak berhenti untuk membuat gebrakan agar ramainya pembeli sewaktu panasnya matahari yang sangat terik sama dengan intensitasnya saat musim penghujan. Semoga Allah mampu mempercepat gebrakan-gebrakan yang akan kami lakukan, Amiennn...

Aku dan adikku basah kuyup terkena air hujan, dan bergegas merapikan perkakas jualan dan segera untuk setor kerumah bos. Seeeeeeeeepiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii banget itulah yang aku dan adik rasakan. Meski demikian, kami tetap bersabar, kerja keras, kerja cerdas, pantang menyerah dan berrrrrrrrrrrrsemangat untuk menjadi pemuda yang menghasilkan suatu karya yang spektakuler ke depannya. Ya Allah, kami berharap keajaiban-keajaiban-Mu mampu bersemayam dalam kehidupan kami, agar kedua orang tua tercinta, guru-guruku, sahabat-sahabatku, bidadariku, tetangga-tetanggaku, dan semua orang-orang yang kenal maupun tidak mampu tersenyum dengan bangga melihat realisasi mengenai keajaiban-keajaiban yang Engkau berikan kepada kami. Terima kasih ya Allah, engkau mampu memberikan kesabaran yang luar biasa ini meski hujan-hujan yang amat dingin ini menguyur habis-habisan. Terima kasih ya Allah... Meski untung yang Aku peroleh hari ini sangat sedikit, kami sangat bersyukur dan beharap secepatnya Aku mampu mendapatkan untung perhari minimal netto 1 juta rupiah dengan kapasitas waktu dan tenaga yang dikeluarkan juga gak terlalu ngoyoh! Amien!

Akhirnya, aku tertidur kembali dengan kondisi yang super letih, capek bin remek!

Semangat pemuda! Semangat SUKSES!!!

"AKU INGIN KAYA!!!"

"AKU INGIN TERSENYUM BAHAGIA..."

0 komentar:

Posting Komentar

HTML

Powered By Blogger

SALJU INDAH