Welcome Myspace Comments

Senin, 11 April 2011

SI DIA & APRILIA UTAMI


Salam SUKSES! Salam SANG JUARA! Salam PERUBAHAN!

Dulu ada seorang manusia yang hidup sendirian, pendiam, pemalu, gaptek, pasif, kusem, dekil, atau sebagai ajang hinaan manusia-manusia lain. Manusia tersebut seakan tak memiliki sumber semangat dalam menjalani kehidupan demi kehidupannya yang dinilai sangat penuh akan tantangan kehidupan. Jikalau dianalogikan, bila kehidupan yang semakin susah atau penuh tantangan manusia tersebut seharusnya lebih semangat menggempur tantangan hidup tersebut untuk menjadikan sebuah nilai kejayaan. Sebuah kejayaan yang pasti akan mengubah yang berawal dari keterpurukan menjadi senyuman lebar yang luar biasa indahnya. Dulu 24 jam waktu terlewati dengan begitu sia-sia, dulu jiwa yang pasif kini menjadi aktif, dulu jiwa yang pemalu menjadi pemberani, dulu jiwa yang penuh dengan sendirian kini hidup bersosial, dulu jiwa yang kusem dan dekil kini menjadi Bersih, Rapi, dan Wangi (BRW), dulu jiwa yang gaptek kini berkembang yang menggembor-gemborkan anti gaptek! Kini semua berubah kehidupan manusia yang awalnya kurang beruntung tadi menjadi menjumpai kehidupan yang sedikit lebih beruntung. Namun, tinggal satu yang sementara belum mampu diubah dalam kehidupannya yakni berbagai cercaan atau hinaan orang lain tetap saja bersarang pada kehidupan manusia tersebut, siapa sih manusia tersebut? yang kehidupannya sedikit demi sedikit mengalami perubahan dan tak sedikit pula perubahan atas hinaan hidup manusia lain karena kekurangan hidup yang lain dari manusia tersebut, seakan manusia tersebut telah menghidupkan semangatnya untuk menuju berubahan kehidupan yang luar biasa, itu lah AKU!

Perubahan gaya hidup seperti itu, mustahil tanpa adanya pemacu atau penggerak yang merangsang dan menghasilkan energi positif. Pasti ada! Semasa kecil dulu dengan kondisi seperti itu, ada 1 hal yang mampu membuatku malah semakin pemalu atau pendiam yakni terdapat kedatangan akan seorang cewek cantik dengan kulitnya yang sangat berkilau dibandingkan dengan kulitku menyatakan ketersediaan menyatukan hatinya dangan hatiku. Betapa kagetnya aku sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 sepucuk surat bersarang padaku lewat perantara sahabatnya. Ini benar-benar gila! Aku andaikan kondisi fisik saja dia bagaikan putri bidadari yang berkunjung di bumi sedangkan aku apa? yang memiliki kondisi fisik yang hangus terkena sambitan petir, wajahku mirip dengan suku afrika ini mendapatkan bidadari yang memiliki karakter seperti cantik, manis, cerah juga kulitnya, inilah yang mampu aku kunamakan sebagai keajaiban hidup yang mengandung keberuntungan. Jarang lho, bagaikan siang dan malam yang berjalan bersama, bagaikan majikan dan budak, bagaikan intan dan batu krikil, bagaikan pesawat terbang dengan sepeda kumbang, bagaikan wajah Afrika dan Korea saling bersatu, dan banyak lagi perumpamaan-perumpamaan yang telah dibuat oleh manusia-manusia yang kreatif untuk diriku dan si dia. Namun, seingatku dengan kondisiku seperti itu dulu aku pernah sekali bertemu seumur hidup bermain perang-perangan dengan guling sampai di jalan raya. (hahahaha, kenangan yang amat indah). Ini yang membuatku semakin pemalu dan pendiam belum mampu menerima kenyataan yang sebenarnya bagi orang lain itu merupakan keajaiban dan rezeki kehidupan. Bayangkan saja ada cewek cantik dan kaya tiba-tiba menyatakan hatinya cocok dengan hatiku, sementara itu aku belum paham yang namanya ‘cinta’, aku sekan mati rasa dan mati kutu saat sepucuk surat cinta (sekali bertemu, surat cinta pun sering membuatku seakan sering bertemu) tadi berada di tanganku dan aku pun mencoba untuk meresapi. Dahsyat! Kata-kata mutiaranya mampu menghipnotisku dengan membuatku tertawa-tawa sendiri dalam hati dan aku pun bingung bagaimana membalasnya. Di sini aku serba tidak siap memasuki dunia ‘percintaan’. Mau tahu apa yang aku putuskan pada bidadari itu? dan mau tau sikap bidadari itu atas keputusan yang telah ku keluarkan? Ini yang menjadikan gebrakan sejarah di kehidupanku yakni telah ada bidadari yang memperhatikan dan menyayangi diriku. Namun, keputusanku telah bulat bahwa aku belum paham dan siap mengenai dunia itu. Jadi aku biarkan lah bidadari itu. Aku tak menghiraukan atau tak merespon sedikit pun atas komunikasinya lewat surat dari kertas per kertas yang bila dijumlah telah lebih dari 10 surat berdatangan padaku dan tak satu pun balasan surat dariku, ya memang aku belum siap dan paham atas dunia seperti itu. Aku heran apa sih yang diinginkan sama dia! Biarlah sampai kini juga aku tak sama sekali paham nasib bidadari itu selama ini. Seiring dengan berjalannya waktu, aku semakin pendiam dan pemalu bila dihadapkan pada seorang cewek. Aku menganggap seorang cewek itu berhati luar biasa, menyimpan berjuta rahasia di sanubarinya, dan aku belum siap menanggapi keluar biasaan itu. Inilah dampak yang aku rasakan semakin pendiam dan pemalu!

Hal berbeda sangat terasa di kehidupanku semasa gelar SMA kelas 2 tertanam padaku, sebelumnya pendiam dan pemalu tetap terasa dikehidupanku. Namun, semenjak aku dapat tugas dari guru bahasa Indonesia yang tugasnya adalah membuat puisi romantis, yang nantinya ditujukan pada seorang cewek di dalam kelas itu. Aku adalah cowok yang terakhir mendeklarasikan puisi romantis di dalam kelas karena pendiam ku tadi lah guru bahasa Indonesia tadi memilih siswa yang berani terlebih dahulu. Di giliranku itu, aku juga dibingungkan atas keharusan yang harus aku pilih yakni memilih satu cewek untuk dianggap sasaran dari puisi romantis itu. Karena ini merupakan peluang cowok terakhir dalam memilih cewek jadi seakan pilihan cewek yang harus aku pilih sudah habis karena cewek yang lain telah dipilih oleh cowok-coewok lain dalam mendeklarasian puisi romantis. Aku bingung dalam memilih hingga akhirnya guruku menyamangati diriku dengan segera memilih seorang cewek. APRILIA UTAMI itu lah yang aku pilih dalam obyek pendeklarasian puisi romantis karya murniku, dan dia pun menerima atas hasil atau pilihan ku tadi, ya maklum lah karena cowok-cowok lain tak milihnya, jadi ini lah sisa cewek yang harus aku pilih. Mau tau kenapa cowok-cowok lain tak memilih cewek tadi untuk sebagai obyek pendeklarasian puisi romantis itu? Padahal cantik dan tajir lho dia. Sabar entar ya... Ini merupakan puisi romantisku yang telah keluar dengan murni dan sengaja dari benakku atas desakan tugas dari guru Bahasa Indonesiaku pak Agus:


Di pagi hari, aku menatap wajahmu dari puncak pegunungan
Betapa jelas wajahmu terpancar untuk ku saat kau berada di kaki gunung
Di siang hari, aku berbicara padamu dalam air laut yang luas
Betapa jelas balasan suara indahmu saat kau berdiri di tepi laut yang jauh
Di malam hari, aku mengedipkan mataku padamu di daratan bumi
Betapa jelas balasan kedipan indahmu meski kau berada di bulan sabit di atas sana
Wahai bidadari yang sekarang duduk di bangku sana
Izinkan aku memegang hatimu yang keras itu, Wahai bidadari ku...

Oh ya mengenai mengapa cewek tadi tidak dipilih sama cowok-cowok lain, jawabannya simpel kok! Sok! itu lah yang diekspresikan pada teman-teman untuk tidak memilihnya. Benar dia Cantik, pintar, dan kaya. Namun, akhlaknya itu yang membuat cowok-cowok lain geleng-geleng kepala, terutamanya SOMBONG dan SUKA MEMBEDA-BEDAKAN!
Puas rasanya hati ini telah melewati apa yang telah ditugaskan padaku, suara tepuk tangan yang meriah sangat terasa di dalam kelas. Semua teman kelasku seakan heran dan kaget atas nada dan karya puisi romantisku tadi karena mereka sangat mengenalku sebagai pribadi yang pendiam dan pemalu! Dalam puisi romantis tadi seakan nada ketulusan sangat terpancar dalam puisi romantisku. Namun, itu hanya lah tugas. Memang itu semua karena tugas, tapi dampaknya apa yang ku dapatkan? Dampak yang sebenarnya tak ku inginkan landas di kehidupanku, sebenarnya semua itu hanya lah rekayasa. Aku mendapatkan hal yang berbeda dan LUAR BIASA, rasa yang terpancarkan dalam puisi romantisku itu membuatku tersadar dan ada kemauan untuk tidak pendiam dan pemalu lagi yakni dengan mendekati si dia. Aku menyesal memilih dia sebagai obyek pendeklarasian puisi tadi, karena kenapa? Aku benar-benar merasakan cenat-cenut (sory *smash pinjem kata-katamu), dulu aku terkenal dengan pendiam dan pemalu, dan kini aku terkenal dengan keberanianku yakni dalam hal apa pun seperti mendekati si dia dengan mengirim puisi dan cerita pendek (cerpen) yang pada saat itu dimuat dalam majalah yang ada di kotaku, tidak tanggung-tanggung segala perasaanku tertuang dalam tulisan tersebut hingga nama penokohan itu juga aku samakan dengan si dia. Semakin gempar suasana di sekolahanku, dulu saat pendeklarasian puisi hanya sekelas yang gempar. Namun, saat cerpenku dimuat di majalah, kondisi gempar itu terjadi sesekolah dan bisa jadi merambah di luar sekolah. Ini salah satu keberanianku untuk mendapatkan si dia yang kondisinya dia itu cantik, putih, dan kaya juga. (Hahaha, kesambet setan apa aku ini! Dasar!), upaya yang aku jalani tadi malah membuat si dia semakin salah tingkah dan merasa dirinya dipermalukan. Oleh karena itu, aku sangat dibenci sampai sekarang! Di kondisiku saat itu yang aku rasakan adalah hanya sekitar 7 hari sempat menaruh hati sama dia dan sisanya sampai sekarang hanya sebagai sahabat yang mengharap-harapkan balasan permintaan maafku darinya karena telah membuatnya mati gaya dan merasa risih atas apa yang aku lakukan semasa dulu, pernah sebangku saat berada di bus saat studi tour, ia pernah mengajariku membuat kerajinan burung-burung mainan atau hiasan dari kertas warna, pernah makan sate saat detik-detik tahun baru, dan banyak lagi yang lainnya. Untung saja itu telah berlalu!

Dari secuil kisahku tadi, aku merasa telah membuka diri akan kekurangan sikapku untuk tidak lagi pendiam dan pemalu lagi. Sambil sedikit aku merenung dan mensimpulkan bahwa dulu sewaktu kecil aku dikejar-kejar cewek yang hampir sempurna di mataku, aku tak meresponnya sama sekali karena keterbatasan atau tidak siapnya baik jiwa maupun ragaku mengenai ‘CINTA’. Semasa aku telah tumbuh dewasa, malah aku mengejar-ngejar cewek yang tak sama sekali mendapatkan respon sedikit pun dari si dia, dari kondisi sih 11 : 12 dengan bidadari awalku. Apa ini yang disebut hukum karma? Hukum alam yang tak dapat manusia berkutik bila ia berkata! Biarlah, yang jelas aku sangat menanti ke datangan kedua cewek yang menurutku bagaikan bidadari LUAR BIASAKU, yang satu ingin minta maaf karena dulu aku tak merespon rasa sayangnya padaku dan yang bidadari kedua minta maaf karena diriku telah memaksakan hatiku untuk memasuki hatimu meski itu hanya sekedar 7 hari yang dampaknya sampai sekarang dia menyimpan rasa marah padaku. Sampai sekarang aku sangat menanti masa-masa yang indah untuk menebus kesalahanku sewaktu dulu. Kini, aku sementara tidak lagi mampu menghiraukan atau mengusahakan untuk mengucapkan ‘minta maaf’ pada mereka yang menurutku sangat spesial. Aku sementara ini berkonsentrasi untuk memperbaiki kehidupanku dan keluargaku. Terima kasih banyak sobat Bidadari-bidadariku, engkau sangat mengajarkanku makna hidup untuk tidak hidup sendirian, pendiam, gaptek, pasif, pemalu, atau sebagai hinaan manusia-manusia lain. Hidupku seakan bangkit dan engkau memberikanku bahan bakar untuk bersemangat dari keterpurukanku sewaktu dulu. SEMANGAT + ILMU...!!!

Setelah aku mencoba sedikit menulis seperti yang ada di atas! Aku mencoba sedikit mencubit hidungku sendiri, apa aku MIMPI? Ah ternyata ini NYATA! ^_^

Salam SUKSES! Salam SANG JUARA! Salam PERUBAHAN!

0 komentar:

Posting Komentar

HTML

Powered By Blogger

SALJU INDAH