Tugas resume ini adalah salah satu tugas dari Workshop Metodology Penelitian Kewirausahaan untuk Mahasiswa se IAIN Sunan Ampel Surabaya yang diadakan selama 5 hari (12-27 Oktober 2012). Semoga yang berkepentingan bisa membaca atau meng-copy untuk tujuan panduan/pendukung keilmuan terkait research yang hanya dipelajari atau bakal digeluti di lapangan.
INDUSTRI KREATIF BERBASIS SUMBER DAYA ALAM
Untung Sumotarto
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta
Oleh:
Moh. Ilham/Manajemen Dakwah
Ekonomi kreaif adalah ekonomi yang juga didukung oleh industri
kreatif yang gilirannya kunci keberhasilan industri yang kreatif terletak pada
SDM yang kreatif juga. Terdapat sejumlah jenis/kelompok industri kreatif yang
dinilai dapat dikembangkan di Indonesia. Secara umum pengembangan industri
membutuhkan sekurang-kurangnya empat pilar (soko guru) utama yakni bahan baku (resources),
teknologi (technology), sumber daya manusia (SDM) (human resources),
dan lembaga-lembaga pembiayaan (financial intitutions).
Maksud dari industri kreatif berbasis sumber daya alam adalah
industri kreatif yang memanfaatkan bahan baku yang berasal dari alam termasuk
di antaranya pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, pertambangan, dll.
Semuanya itu membutuhkan kekreativitasan karena kreatifitas dapat menentukan
daya saing suatu bangsa, pengembangan ekonomi dan industri juga membutuhkan
kreatifitas agar menghasilkan produk-produk dan pada akhirnya perkembangan
ekonomi yang mampu membawa bangsa tersebut berdiri di depan (leading)
bangsa-bangsa lain.
Meskipun tersedia pilihan teknologi yang beragam, namun kondisi
geografis, termasuk kelimpahan dan kemampuan tenaga kerja dan SDM, menyebabkan
pemilihan teknologi tidak dapat sangat leluasa. Suatu pengembangan industri
berteknologi tinggi yang mengurangi tenaga kerja justru dapat berakibat naiknya
tingkat pngangguran. Tetapi di sisi lain, industri dengan teknologi madya atau
rendah sering menghasilkan “return” (yakni keuntungan) yang kecil.
Dilema seperti ini perlu disikapi para pengambil kebijakan semisal Pemerintah.
Kabupaten Purworejo dengan wilayahnya yang terdiri dari daerah
perbukitan dan daratan, telah banyak mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya
alam misalnya dalam pengusahaan pertanian perkebunan, perikanan, dll sebagai
andalan dalam pembangunan dan pengembangan ekonominya. Potensi ini dapat disinergikan
dengan pola dan arah pembangunan industrinya khususnya industri kreatif untuk
menghasilkan produk dengan daya saing yang tinggi.
Selain itu, faktor populasi penduduk dan tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi jenis industri yang akan dibangun. Tetapi membangun industri
dengan menerapkan kebijakan padat industri sekaligus padat karya akhirnya
membebani keuangan perusahaan yang berakibat PHK (Putus Hubungan Kerja) besar-besaran,
dan dampak selanjutnya persoalan perburuhan yang tak kunjung henti. Sehingga
pembangunan ekonomi melalui industrialisasi yang diharapkan mampu memecahkan
persoalan pengangguran justru sebaliknya yaitu malah menciptakan pengangguran.
Ini sebuah ironi yang penting menjadi pelajaran bagi daerah lain di negara
berkembang dengan populasi tinggi seperti di Indonesia.
Banyak referensi yang mengartikan atau mendefinisikan tentang industri
kreatif. Tapi, penulis mampu mendefinisikan sendiri mengenai industri kreatif
yaitu semua industri yang mengandung unsur kreatifitas dapat dikategorikan pada
industri kreatif. Padahal semua industri membutuhkan kreatifitas sehingga semua
industri pada dasarnya adalah industri kreatif, sehingga istilah industri
kreatif menjadi intilah yang redudance, rancu, mereduksi makna, dan
bahkan membingungkan. Penulis tidak mendiskusikan definisi ini, tetapi pada
pendirian bahwa semua industri adalah industri kreatif. Karena merancang
pesawat terbang, membuat chip komputer juga membutuhkan kreativitas,
yang tidak harus sarat dengan unsur seni. Dengan kata lain yang bersifat
kreatif tidak selalu harus mengandung unsur seni.
Akan tetapi karena penulis menganggap semua industri adalah
industri kreatif maka penulis tidak menerapkan pengelompokan tersebut secara
ketat. Pemikiran yang harus dikemukanan adalah bagaimana membangun industri
berbasis sumber daya alam dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan akademik, kuantitas dan kualitas SDM (tenaga
kerja), sumber pendanaan, dan kondisi geografis lokal lainnya.
KONDISI GEOGRAFIS DAN FAKTOR PENDUKUNG INDUSTRI
1.
Kondisi Geografis
Secara
geografis, Kabupaten Purworejo dan daerah sekitarnya merupakan daerah yang
memiliki wilayah perbukitan di bagian utara dan timur, serta daerah dataran di
bagian barat dan selatan. Daerah perbukitan digunakan sebagai daerah perkebunan
dan perhutanan, sedangkan daerah dataran sangat sarat dengan kegiatan pertanian
(padi sawah). Ke arah selatan yang berbatasan langsung dengan Lautan Indonesia
posisinya sangat menguntungkan karena memiliki potensi dan akses sumber daya
alam laut.
2.
Bahan baku (Resources)
Menilik
potensinya bahan baku dari industri kehutanan dan pertambangan tampaknya tidak
terlalu menyolok, meskipun di masa yang akan datang tetap berpeluang dapat
dikembangkan. Misalnya pada industri kreatif berbasis bahan baku kehutanan.
Meskipun tidak ada wilayah kehutanan, namun usaha-usaha penghijauan dengan
menanam tanaman hutan produksi dapat mendukung industri kreatif seperti furniture
dan kerajinan. Begitu juga dengan hasil-hasil pertanian padi sawah termasuk
limbahnya juga dapat dimanfaatkan untuk industri baik bersifat tradisional
maupun industri modern kreatif. Seperti jerami yang biasa menjadi pakan ternak
kini menjadi usaha bisnis jamur. Demikian pula dengan kulit padi. Dedak dan
katul dapat digunakan bukan saja untuk ternak tetapi dengan sentuhan teknologi modern
juga dapat menjadi pangan manusia yakni berupa sereal.
3.
Teknologi
Industri yang
dapat dikembangkan di Kabupaten Purworejo dan sekitarnya memiliki pilihan yang
luas, dari teknologi sederhana, madya bahkan dapat diterapkan teknologi tinggi.
Industri kreatif budidaya jamur, kerajinan tangan (gerabah, ukiran, dll.)
misalnya masih dapat dipilih pada jenis teknologi madya atau sederhana.
Sedangkan industri sereal menggunakan teknologi madya tapi menggunakan
teknologi tinggi yang membutuhkan peralatan dan mesin-mesin canggih juga
membutuhkan SDM yang berpendidikan tinggi. Secara teknologi sederhana merang
(kulit padi) dapat digunakan sebagai bahan baku media tanam, tetapi dengan
teknologi pula merang dapat digunakan sebagai bahan baku industri arang aktif,
yang jika dikehendaki hasil berkualitas baik memerlukan teknologi yang tinggi.
4.
Sumber Daya Manusia (Manpower)
Meskipun di
Kabupaten Purworejo belum cukup memiliki infrastruktur dan lingkungan akademik
yang memenuhi syarat untuk pengembangan industri (kreatif) berteknologi tinggi,
namun sumber daya manusia yang (pernah) ada di Purworejo masih dapat
dimanfaatkan untuk membantu pembangunan Purworejo. Telah banyak putra putri
Purworejo mengenyam pendidikan tinggi meskipun tidak berdomisili di Purworejo.
Inilah aset yang perlu dimanfaatknan secara jeli oleh Pemerintahan Daerah
Kabupaten Purworejo.
5.
Lembaga Finansial
Meskipun
lembaga pemodalam memegang peran penting, namun banyak industri kreatif yang
dapat dimulai dengan modal kecil yang tidak tergantung pada lembaga pemodalan.
Kuncinya terletak pada kreatifitas dan keuletan calon industriawannya sendiri.
Peran pemerintah yang diharapkan adalah sisi pemasaran prosuk hasil industri
kreatif termasuk pemasaran ke luar negeri agar pangsan pasarnya tidak berkutik
di dalam negeri saja.
Bidang-Bidang Industri Potensial
1.
Agroindustri
Seperti industri pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, dan
kelautan serta produk-produk bahan hasil pertanian, kehutanan, perikanan,
kelautan (ikan, udang, kepiting, dll.) dll.
2.
Industri
Ecowisata
Mengandalkan
ketersediaan sumber daya alam berupa objek-objek alam yang dapat diubah
dan/atau dikemas menjadi objek wisata lingkungan (ecowisata), berwisata
sekaligus mengenal (untuk mencintai) alam dan lingkungan. Seperti di Gua
Kiskendo, Peternakan kambing Etawa, Bedug Kiai Bagelen, Sungai Bogowonto,
proses membatik di sentra-sentra batik seperti Baledono, dan masih banyak
objek-objek lainnya.
Dai sekian penjabaran di atas, memang terdapat sejumlah bidang
industri dengan sumber daya pendukungnya yang dapat dikembangkan sebagai
industri (kreatif) di sekitar Kabupaten Perworejo. Tersedia bahan baku,
objek-objek dan wahana yang dapat diberi sentuhan teknologi dan keterampilan
dan keterampilan SDM untuk memperoleh nilai tambah (added value).
Ketimbang dijual/diekspor mentahan. Potensi ini perlu digarap serius untuk
membangun industri kreatif yang pada akhirnya mampu meningkatkan ekonomi
(kreatif) dan kesejahteraan di daerah tersebut.
Menilik kondisi geografi dan bermancam potensi soko guru industri juga
yang ada di Purworejo, industri yang akan dapat dikembangkan di Kabupaten
Purworejo dan daerah sekitarnya. Cenderung akan mendalkan bahan baku (material)
yang berasal dari Sumber Daya Alam (SDA). Dengan kondisi dan tingkat pendidikan
masyarakat (penduduk menetap) seta tingkat populasinya, pilihan teknologi untuk
mendukung pengembangan industri cenderung pada teknologi madya atau pendidikan,
sehingga tingkat pendidikan masyarakat yang secara bertahap meningkat, tidak
menutup kemungkinan pengembangan industri kreatif yang ditopang oleh teknlogi yang
tinggi.
Terkait dalam hal pemodalan, seandainya lembaga pemodalan belum
cukup akomodatif untuk mendukung pengembangan industri kreatif, pemodal
(individu) skala kecil tetap dapat memulainya, karena industri kreatif dapat
dimulai dari industri kecil (UKM) berskala rumahan (home industry).
Peran wirausahawan (entrepreneur) amat kuat dan sentral sementara
Pemerintah Daerah perlu memberi dukungan fasilitasi, promosi dan pemasaran
termasuk pameran produksi dan lain-lain baik di dalam maupun di dalam negeri
agar industri kreatif bisa berkembang sesuai dengan keinginan bersama.
SEMOGA BERMANFAAT
Twitter: @ilhamsangjuara
FB/E-mail: moh_ilham22@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar