Welcome Myspace Comments

Rabu, 12 Desember 2012

Insting! Bukan Negative Thingking!


Inilah aku, cowok Aquarius yang kadangkala bersikap sering menggunakan perasaan/insting. Film perahu kertas yang ku lihat kemarin pun se-iya sekata dengan yang sedang ku rasakan sekarang ini. Biar pun istingku dulu sering dianggap omong kosong/yang katanya terlalu negative thingking dan penuh dengan bualan belaka.
Tapi, waktu pun telah menjawab! kenyataan yang dialaminya sekarang adalah bukti langsung yang real menggambarkan bayangan instingku dulu, dan juga bisa mematahan ucapan-ucapannya yang menurutku tak bisa disangkal lagi. Sudahlah, sudah... dari dulu dan sampai kapan pun kebohongan emang pasti gak bakalan awet!
Melihat kebohongannya, Ingin rasanya aku mencuci otakku biar pikiran-pikiran yang mikirin hal-hal yang tak berguna itu benar-benar bersih dan terucap SELAMAT TINGGAL masa lalu & Kerja... Kerja... Kerja...!!!

Ilham Khilaf


Aku telah berbuat dosa, melanggar perjanjian yang telahku buat dengan sendirinya. Entah dosa itu akan menuntut padaku apa tidak suatu hari nanti, yang jelas maafkan segala khilaf Ilham atas segala perjanjian yang telah ku langgar dengan sendirinya. Kesibukan demi kesibukanlah yang mendesak dan mampu menggeser perjanjian itu yang awalnya memiliki roh begitu kuat, tapi terasingkan untuk sementara.
Sekali lagi, maafkan Ilham yang lemah ini. Tapi dengan berjalannya waktu, kini lambat laun lemah yang menempel pada Ilham itu, ingin ku nikmati agar terbentuk Ilham yang berkarakter kuat dengan perbaikan sedikit demi sedikit meluangkan waktu memikirkan yang layaknya harus dipikir, ditulis, dan dilakukan. “Ilham Khilaf!”


Hembusan Angin Dari-NYA

Minggu 09122012 sekitar Pukul 18.45 Wib, Mojokerto seperti diguncang awal kiamat (hujan angin). Benar-benar terasa ketakutan yang ada di sekitar rumahku dalam upaya melalui monster mengerikan itu, hingga mereka semburat keluar ketakutan tertimbun dengan rumah yang berpeluang bakal roboh tersapu angin. Apalagi listrik padam, suasana genting yang bercampur dengan menyuarakan lafal Allah menjadi satu. Adzan dan dzikir lain pun tak kalah kencang dengan angin yang berhembus waktu itu. Tak peduli cowok, cewek pun ikut-ikutan melafalkan adzan. Anak kecil hingga dewasa terus berkomat-kamit atas lafal Surga-Nya, seakan dengan suasana seperti inilah, kita semua yang ada di sana semakin terlihat kecil dan tak berdaya di sisi Allah SWT.
Malam semakin gelap, suara gesekan angin dan daun-daun mangga yang besar di depan rumah menambah ketakutan keluargaku dan tetanggaku. “Robohkah?” Itulah bayangan mereka. Alhasil sampai saat ini, mangga itu mampu berdiri tegak dan tetap sehat. Hanya pohon mangga kecil yang di depannya yang roboh, genting-genting tetanggaku yang berterbangan bebas, tiang antena yang roboh, pohon pisang roboh, dan banyak lagi yang lainnya.
Entah dalam kondisi saat itu, mengapa aku punya insting tuk meluncur ke Mojokerto berkumpul dalam keluarga dan menyatu menikmati kegalauan masal itu. Apalagi ketika kejadian itu, orang-orang ku sayangi tiba-tiba terbelesit dipikiranku.
“Amankan mereka di sana?”,
Kebanyakan mereka yang ku sayang menjawab “aman,”... meski mereka belum tentu menyayangiku dengan tulus aku pun terucap dengan ikhlas tanpa beban sedikit pun,
“Alhamdulillah...” sambil tetap menikmati hembusan angin dari-Nya.

Minggu, 21 Oktober 2012

Senyum Indahmu

            “Kamu!” 3 tahun lebih sudah aku menahan semuanya. Sekarang aku ingin membuka sesuatu yang ingin ku jelaskan. Aku tak ada daya dan upaya untuk menahan lagi dan ingin banget terucap kalau “Senyumanmu itu indah banget.”
Pertama kali bertemu denganmu hingga terkahir beberapa minggu yang lalu, senyuman indah yang terbalut dalam kerudung itu masih tetap ada dan tak hilang sedikit pun. Tapi, sial! Mungkin kamu juga sadar dengan kesialan itu kalau aku Ilham yang bodoh dan terlihat sangat lugu dengan senyum indahmu. 3 tahun lebih sudah aku bersikap layaknya tak mengenal denganmu. Acuh tak acuh atas keindahan senyumanmu. Berupaya untuk tidak mengenal! Tapi susah! Malah aku berupaya menyodorkan keindahan senyumanmu itu ke cowok-cowok yang memang ku anggap cocok denganmu. Tujuannya apa? Biar engkau hengkang jauh-jauh dari pikiranku dan aku semakin totalitas mikirin yang seahrusnya ku pikirkan untuk masa depan.
Aku pun merasakan kehebatan dari aksiku itu. Cowok-cowok yang ku sodorkan kepadamu, lambat laun juga menaruh hati denganmu. Aku pun sempat bersyukur banget dan semoga bisa melupakan senyuman indahmu dengan secepatnya. Itu terlihat dan terdengar kejam, tapi apa boleh buat? Aku hanya bisa seperti itu dan tak kuasa menikmati keindahan senyumanmu. Tapi! Tuhan telah memberikan perasaan spesial ke diriku dan aku tak kuasa lagi untuk manahan atau pun menolaknya. 3 tahun lebih sudah, dikatakan terkurung juga iya, dikatakan tidak juga tidak. Senyummu seakan mengikatku begitu rapat. Terkadang aku ingin terlepas bebas dan terkadang juga aku ingin kau ikat untuk selamanya. Memang terdengar aneh, tapi itu nyatanya.
            Aku sadar! Mungkin aku adalah sebagian kecil dari jutaan cowok yang terbius dengan ‘bisa’ senyuman indahmu. Aku sangat menyadari dan mungkin engkau tak menyadari semua itu. Aku tak berharap banyak dengan bius-bius senyum indahmu. Aku hanya bisa menjalani hidup ini dengan semangat dan memandangimu dari jarak jauh. Ketika dari jauh senyum indahmu masih nampak di mataku, aku pun tiba-tiba sangat merasa lega.
            Saat pertama kali aku masih awal berada di kampus, masih awal sekali. Aku sempat bermimpi spontanitas, kapan ya suatu saat nanti aku bisa berkumpul denganmu dalam suatu kegiatan kampus? Tuhan pun menjawabnya begitu spesial yang mempertemukanku denganmu dalam keadaan yang memang terlihat indah. Tapi aneh, impian itu muncul dan nampak di kehidupanku ketika aku benar-benar ingin melupakan senyuman indahmu, melupakanmu untuk selamanya! Terus bagaimanalagi? Akhirnya, dengan niat tugas kampus aku pun menikmati itu dengan enjoy dan seakan berusaha lagi seperti dulu yang ingin mengambil senyum indahmu itu ke kehidupanku tapi aku tak sanggup mengambilnya.
            Senyum indahmu ibarat angin yang ku butuhkan saat diriku gerah. Saat tak gerah pun angin itu tetap ku butuhkan untuk memberikan keindahan buat orang-orang yang ada di sekelilingku. Jadi paling tidak, butuh atau tidak membutuhkan senyuman indahmu. Aku masih membutuhkanmu dikala butuh atau tidak karena Engkau kebutuhan hidupku.
            Menjadi pertanyaan singkat yang ku ajukan untuk Tuhan. Untuk siapa sebenarnya senyuman indah itu? Mungkin pertanyaan ini juga bisa terjawab oleh pemilik senyuman indah itu. Untuk siapa? Sudah 3 tahun lebih, masihkan ada beberapa tahun lagi hanya untuk menjawab 1 pertanyaan saja, untuk siapa keberadan senyuman indahmu itu?
            Ajaibnya, di tengah-tengah 3 Tahun itu ternyata ada yang melirikku. Tapi, bukan engkau! Malah, senyuman indah lain yang mampu menemani keindahanku. Harapan yang 1 tak mampu ku raih dan muncul 1 harapan lain yang datang kepadaku. Hingga secara sadar aku dihadapkan 2 senyuman yang indah. Sama-sama terbalut keshalihahan dan kespesialan. Tapi keduanya sangat berbeda terkait kadar ‘keikhlasan senyuman indah itu’.
            Sekarang benar! Ternyata senyuman indah yang ke-2 itu telah menunjukkan ketidakikhlasan senyumannya padaku yang memang bodoh dan lugu dengan dunia ‘Romeo & Julie’. Tapi, sudahlah yang berlalu biarlah berlalu tak perlu diungkit-ungkit kembali. Biarlah masa lalu itu menjadi angin yang  melayang entah kemana perginya.
Kini 3 tahun lebih telah terlewati, terkadang menikmati keindahan senyuman seorang cewek itu terbilang kurang ajar. Malah menurutku lagi itu masih bersifat ilegal! Alasannya kenapa? Menikmati keindahan senyuman tanpa pemberitahuan adalah alasan utamanya, hehe. Memang Tuhan menciptakan seorang Cewek menyimpan keindahan yang spesial. Makanya banyak Cowok yang menginginkan kespesialan itu agar hidupnya juga bisa menjadi spesial juga. Aku pun juga kena imbas magnet dari keindahan spesial itu. Ada 1 yang masih mengganjal di diri pemilik senyuman indah yang pertama tadi. Selama 3 tahun ini, untuk siapa senyuman indahmu itu? Masih menunggu beberapa tahun lagikah untuk mengetahui jawaban itu?

“Karena Kamu Sudah Sadar!”


Ku berimajinasi dengan Tuhan
Ke mana nerakaku?
Aku segera ingin masuk ke sana
Menyerahkan diri atas dosaku yang amat hina
Atas masa laluku yang tak mungkin menuju ke surga
Keoptimisaku untuk menetap ke sana sangat terasa hebat
Tapi, mengapa?
Setelah berjalan ribuan kilo aku tak kunjung menemukannya
Seperti apa sih neraka?
Yang katanya pemuka agama aku memang berhak tinggal di sana
Memikirkan dan mencari itu
Malah hanya kesepian yang mampu ku rasakan
Di mana nerakaku?
Ku bertanya terus dan berharap menemukannya
Tak adakah kompas penunjuk arah untuk mengantarku ke sana?
Atau semacam peta?
Atau seorang yang mampu menjadi penunjukku?
Atau bahkan malaikat Malik yang merelakan waktunya untuk menjemputku?
Sulit!
Kesepian kembali yang ku dapat
Kemungkinan itu, kok tak kunjung ku dapatkan
Benar-benar sulit!
Bertahun-tahun aku ingin menuju ke sana, tapi tak bisa!
Di mana nerakaku?
Tiba-tiba angin kencang menampar tubuhku
Aku pun terpelanting dalam kondisi yang semakin sepi dan hening
Malaikat Malik tak kunjung datah, eh...
Malah Ridwan pun mendatangiku dengan cahaya spesialnya
Dia terucap hebat dan mampu membuat diriku merinding
“Sudahlah lupakan semua pengalaman pahit dan dosamu itu.”
“Emang kenapa malaikat Ridwan?” aku penasaran
“Perbaiki saja hidupmu yang sekarang ini dan fokus sama masa depan!”
“Kenapa kamu bisa bilang seperti itu?” aku tetap penuh penasaran
“Jaminanmu surga!”
“Lha?”
“Karena kamu sudah sadar!”

Masa Lalu jadikan Pendongkrak Semangat!


            Setiap manusia sudah dipastikan memiliki masa lalu yang keren atau bahkan memuakkan. Ketika kita berhadapan dengan masa lalu yang keren dan terlihat begitu indah. Sudah dapat dipastikan pula seketika itu kita bisa tersenyum lebar bagaikan telah mencicipi surga akhirat sebelum kematian menjemput. Tapi, bagaimana kalau ketika kita berhadapan dengan masa lalu yang memuakkan itu?
Tiap pribadi bisa saja acuh tak acuh dengan pengalaman yang tak mengenakkan itu, tapi mayoritas kita memiliki sifat dendam yang luar biasa untuk menjadinya lebih indah. Marah, jengkel, dongkol, frustasi, sakit hati, atau pun rasa sakit lain yang mampu mengekspresikan semuanya itu.
            Masa lalu yang muak bisa saja macamnya, semua itu tergantung siapa yang menjalani hidup ini. Seperti: kemiskinan yang turun temurun, terkhianati cinta, tertipu dengan sahabat, kebangkrutan bisnis, kegagalan dalam meraih mmimpi, atau sampai kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Sebagaian masa lalu yang ku sebutkan tadi mungkin saja hanya secuil dari segebok masa lalu manusia yang tak mengenekkan selama tinggal di bumi.
            Banyak orang yang nge-drop dengan masa lalunya. Banyak teman-temanku atau orang di sekitarku yang juga merasa frustasi menjalani hidup ini dikarenakan berbagai masalah yang telah dihadapi kian menumpuk dan tak lekas terselesaikan. Meskipun hari demi hari terkadang masalah itu telah menjadi sebuah masa lalu, tapi kefrustasian itu tak kunjung hilang dari benaknya. Tak jauh-jauhlah, aku pun juga pernah mengalami itu semua. Tapi aku sadar, sampai kapan aku terkekang dan terkurung dengan masa lalu yang telah terlewati itu?
            Tuhan telah merancang yang terbaik buat makhluk-Nya. Masa lalu yang keren atau pun yang tak keren pasti ada maksud dibaliknya semua itu. Ikhlaskan, terbang bebaskan, lepaskan, buang, kubur, dan musnahkan masa lalu yang tak indah itu secepatnya. Kalau tak bisa! Buat masa lalu itu tuk sebagai pendongkrak semangat dalam menjalani kehidupan yang sekarang demi masa depan kita sendiri dan orang yang menyayangi kita. Aku juga sangat yakin kalau terkadang kita harus balas dendam untuk menjadikan masa depan kita menjadi lebih berarti. Tapi, balas dendam yang mana dulu? Balas dendam yang terbaik dengan cara kita menunjukkan kalau kita yang sekarang adalah kita yang terbaik dan terhebat! Bukan yang seperti dulu lagi! Mulai sekarang tepuklah dada kita masing-masing dengan telapak tangan kanan dan berkata, “Akulah yang terbaik dan harus bisa!”

HTML

Powered By Blogger

SALJU INDAH