Welcome Myspace Comments

Rabu, 20 Juni 2012

Pelajaran Berharga di Perpustakaan Kampus

Hari ini tepat pukul 07.30an di 21062012, Aku mendapat pelajaran yang sangat berharga tepatnya di dalam Perpustakaan kampusku. Aku mendapat pelajaran untuk belajar bagaimana mengendalikan keinginanku yang seharusnya sejalan dengan situasi dan kondisi yang tepat, yaitu keinginan membaca Koran dengan kondisi belum mandi, pakai sandal, kaos dan langsung masuk ke Perpustakaan,,hehehe Sory banget. Aku yang salah...
Pagi itu, aku terbangun dari kamar pasien pijatku karena mendapat sms dari adikku untuk menyerahkan motornya buat jualan sari kedelai. Adikku menunggu di depan perpustakaan karena semalam aku bilang bakal bermalam di sana. Namun, karena kemalaman di pasienku dan suasana ruangan buat istirahat juga nyaman. Maka, aku putuskan tuk bermalam di kontrakan pasienku tadi daripada di perpustakaan yang kemungkinan entar merepotkan pegawai perpustakaan akan kehadiranku pas larut malam. Setelah mendapat sms dari adikku, Aku pun langsung meluncur ke depan perpustakaan dan langsung bertemu dengan adik yang kaget.
“Kok gak lewat pintu perpustakaan? Katanya bermalam di sini?” Tanya adikku dengan ekspresi menunggunya yang khas tepat di tangga depan pintu perpustakaan.
“Gak, tadi kemalaman mijatnya... Jadi ya bermalam aja di kontraan pasien.” Jawabku sambil menampakkan wajah kecapekkan habis mijet tadi malam.
Sebenarnya, saat itu aku pengen masuk ke perputakaan tuk membaca koran. Cuma sebentar ah... Wifian dulu di masjid kampus ngerjakan tugas, promo, dan browsing yang lain. Di sela-sela browsing ternyata baterai laptopku mau habis, Aku langsung putuskan tuk pindah ke wifi depan perpustakaan dan langsung mencolokkan kabel laptopku. Eh, sewaktu mau wifian... tiba-tiba aku terbesit keinginanku tadi tuk membaca koran dan sekalian mau minta minum ke perpustakaan (*haus,hehe).
Seketika itu, aku langsung masuk ke perpustakaan dengan kondisi yang kayak tadi. Pakai sandal, kaos, dan yang jelas belum mandi. Maklum, biasanya kalau bermalam di perpustakaan aku biasanya pagi-pagi banget kayak githu sambil membaca koran. Kebiasaanku bermalam di perpustakaan bukan punya maksud lain. Kebiasaan ini hanyalah ingin menjemput rezeki dari keahlian pijatku yang terkemas dalam produk Pijat cap STIWI Syar’i dan bersilaturahim dengan orang yang lebih dewasa agar memiliki pemikiran yang dewasa pula. Namun, aku tadi terlalu salah dalam melangkah dengan kondisi pakai sandal, kaos dan belum mandi tiba-tiba masuk ke dalam perpustakaan. Cuma sebelumnya aku tadi uda izin ke ‘’ibu-ibu perpustakaan’’ yang seakan-akan sudah meng-iya-kan. Terlepas dari itu semua, aku memang mengaku SALAH. Aku kayaknya sok akrab dengan pegawai perpustakaan dan tanpa melihat situasi atau kondisi. Maaf banget,,, semoga kebodohan ini tak akan terulang di aktivitas-aktivitas yang lainnya. Amien,,, Ilham...!!! Ayo Semangat menjalani hidup untuk meraih yang terbaik...!!!

Senin, 18 Juni 2012

APA PEMBEDA KITA...???

Menatap ke depan dan fokus adalah pilihan yang terbaik buatku tuk menggapai impian masa depan. Membuang masa lalu yang pahit jauh-jauh ke laut dan mengesampingkan aktivitas-aktivitas yang tak penting. Sangat mustahil impian yang besar akan terwujud apabila selama ini secara sadar atau tak sadar selalu beraktivitas seperti layaknya orang yang tak bermimpi. Memang bermimpi adalah modal awal yang bagus untuk berharap kedepan mampu menjadikan kehidupannya mempunyai derajat yang tinggi. Namun, melihat kondisiku sendiri dan orang di sekitar dengan modal awal bermimpi, itu bisa diartikan dan dijalankan dengan salah kaprah. Salah kaprah maksudnya di sini adalah kebanyakan orang terkadang cuma modal mimpi itu doang dan berharap ada rezeki yang jatuh dari langit.
Seakan-akan banyak orang termasuk aku yang pernah selalu mengagung-agungkan the power of dream without see another best power. Semisal: kerja keras yang kurang, KEJUJURAN yang kurang, bergaul dengan se-visi pun kurang, fokus kurang, skill kurang, semuanya serba kurang. Hanya ada 1 yang berlebih atau bahkan kelebihan yaitu kelebihan IMPIAN sampai-sampai terlena dan mengesampingkan hal-hal yang vital lainnya (Seperti: kerja keras, kejujuran, lingkungan se-visi, fokus, skill, dsb).
Mengesampingkan hal itu, Aku mampu berangan-angan liar kalau faktor lingkunganlah yang menjadi tolak ukur dominan keberhasilan seseorang. Meskipun bodoh atau miskin, kalau bergaul dengan orang yang cerdas dan kaya. Maka, kemungkinan berubah menjadi yang terbaik dalam kurun waktu minimal 1 tahun pasti didapat daripada hanya berkutik membaca buku aja tanpa ada action sama sekali maka dipastikan dalam kurun minimal 10 tahun gak bakalan kehidupannya berubah.
Siapa pun berhak memilih jalan hidupnya, seperti apa dan bagaimana dengan diselingi berbagai halangan atau rintangan yang terlihat kasar bahkan terlihat halus sekali. Tinggal pintar-pintar kita menyikapinya seperti apa dan bagaimana pula, terkadang nasihat orangtua juga mampu memperlambat kesuksesan kita. Cuma langkah kita (keputusan) harus pintar-pintar menggunakan nasihat mana yang terbaik menurut kita, begitu juga nasihat guru, dosen, sahabat, pacar, tetangga, atau siapa pun. Aku teringat dengan film yang berjudul Top Secret Aka The Billionair, film bisnis yang mengusung kisah pengusaha muda. Di sana mengisahkan banyak nasihat-nasihat yang tokoh utama dapatkan, nasihat yang terlihat indah dan patut tuk dipraktekkan. Namun, ternyata nasihat itu malah mematikan. Yang jelas, mematikan atau malah menghidupkan suatu nasihat ntar kembali kepada kita bagaimana menyikapinya.
Intinya, terkadang sesuatu yang indah dan baik saat ini justru itu menyakitkan dikemudian hari dan sebaliknya sesuatu yang sekarang terlihat tak indah justru kelak jadi yang terbaik. Yuk gan! Jadilah diri kita sendiri dan menjadi pribadi yang berbeda dari yang lain seperti Mario Teguh berbeda dengan Motivasinya, Dahlan Iskan yang berbeda dengan best leadership dan penuh dengan kesederhanaan, J.K. Rowling berbeda dengan Novel serial Harry Potternya, Om Bob Sadino pebisnis hebat yang berbeda dengan gaya busana yang unik, Justin Bieber dengan gaya menyampaikan musiknya yang khas, Marry Riana pebisnis mahasiswa Muda Sukses yang tinggal di Singapura dan punya pembeda dengan konsep the power of dreams, bahkan bumi adalah Makhluk-Nya yang berbeda dengan planet lain sehingga dicintai makhluk-makluk yang lain tuk bersinggah, di mana pun berada pembeda bisa hidup, pembeda bisa berkarya, pembeda bisa berprestasi, pembeda bisa SUKSES, yang pasti pembeda yang positif dan cerdas dalam melangkah, APA PEMBEDA KITA...???

Selasa, 12 Juni 2012

RENUNGAN PAGI


Selamat pagi dunia, Aku ingin menyambut fajar ini dengan sentuhan semangat dan keihlasan dalam melangkah. Merenungi waktu-waktu yang telah berlalu sebelum menjalani aktivitas-aktivitas hari ini. Di pagi kemarin hingga malam, Aku telah mencoba memberikan yang terbaik khususnya untuk diriku sendiri dan umumnya untuk orang-orang di sekitarku.

Menjalankan yang terbaik, itulah keinginan terkuatku. Aku hanyalah seorang yang biasa yang sangat berharap keagungan-Mu untuk menjadi pribadi yang Engkau angkat derajatku menjadi mulia di dunia dan akhirat. Aku bukan terlahir dari induk Singa yang mampu melahirkan singa dengan aungannya yang menggema alam sejagad, Aku bukan terlahir dari keluarga Hiu yang mampu menunjukkan gigi tajamnya di kerajaan, Aku bukan terlahir dari induk Elang yang mampu terbebang bebas menikmati kerajaan Alam Raya, Aku bukan terlahir dari bangsawan yang mampu berdiri tegak dengan daya kemampuannya, Aku juga bukan cucu wali yang mungkin diberi langkah spesial oleh-Nya untuk menampakkan kehebatan-kehebatannya, dan Aku juga bukan dari keluarga HEBAT yang mempu menebarkan KEHEBATANNYA untuk memberikan yang terbaik.

Lantas, Apa Aku harus diam? TIDAK!

Meskipun saat ini Aku bukan seorang yang luar biasa, bukan seperti singa, hiu, elang, bangsawan, cucu wali atau keluarga HEBAT. Lantas kau yang di sana, jangan seenaknya sendiri menghinaku dengan kemasan kegemulaianmu, kemanjaanmu, kesopananmu atau pun dengan keangkuhan keilmuanmu yang sebenarnya Aku bosan dengan kesemuannya itu.
Aku ibarat semut hitam yang berjalan terus menerus, menabrak dan terus menabrak apa yang ada di depanku sebagai tanda aku mencari jalan kemana pun untuk menemukan sarang semut. Semua orang menganggap, semut itu berhati baik karena dengan kesediaannya menyapa semut-semut yang lain dengan simbol bertabrakan satu sama lain. Namun bukan hanya itu, ternyata Allah SWT memberikan jalan khusus yang lurus untuk mempermudah menuju tujuan mereka atau ke sarang semut biar tak melenceng ke mana-mana.(*Belajar Menafsiri sendiri*)

Begitu juga denganku, ibarat kata Aku telah terlempar di dunia ini tiada strong power yang mendampingiku. Tak ada istilah singa, hiu, elang, bangsawan, cucu wali atau pun dari keluarga HEBAT yang menuntunku. Hanya Allah SWT dan keluarga sederhanaku yang selalu mendorongku untuk kemudian berharap aku mampu berlari kencang bahkan mampu melewati istilah-istilah itu. Tak pernah cuil sedikit pun dalam benakku mengenai petuah dari keluarga sederhanaku,

“Nak, Suksesnya dari keluarga yang emang sudah terlahir dari keluarga sukses itu sudah biasa!!! Sudah biasa banget!!! Namun, kita nak yang sudah terlahir jadi keluarga biasa dan kemudian menjadi keluarga yang SUKSES itu yang benar-benar baru LUAR BIASA!!!”

Saat ini, sedikit banyak Aku telah menerapkan apa yang menjadi trend topic novelis muda Ahmad Fuadi yang mengajarkan kita untuk bersungguh-sungguh dalam beraktivitas dan selalu bersabar untuk menjadi pribadi yang beruntung. Dengan modal itu, di usiaku yang awal 21 tahun ini. Aku berharap dan selalu berusaha ekstra untuk mampu minimal seperti mereka yang telah terlanjur terlahir berasal dari keluarga hebat.
*****
Di Surabaya ini, Aku berjuang untuk survive dan berkarya agar pribadi ini tak akan miskin dalam segalanya (miskin ilmu maupun harta). Fokus di produk Pijat cap STIWI Syar’i yang telah ku jalani 3 tahun lamanya. Alhamdulillah, saban hari aku menemui pasien per pasien untuk dipijat dari kamar satu ke kamar lain dan sangat berharap panen rezeki di sana. Tak hanya keletihan dan uang yang menjadi prioritas utama yang ku dapat, diproses itulah terselip visi besar untuk mengharumkan produkku itu. Hanya orang yang tulus menyayangiku yang mengetahui apa visi besarku itu dan target kapan akan terealisasi.

Selebaran brosur produk Pijat cap STIWI Syar’i telah menyebar di daerah sekitar kampusku, promosi via sms dan brosur dalam bentuk file pun tak ketinggalan yang telah menembus seluruh nusantara melalui jejaring sosial facebook. Ini contoh brosurnya:

Di area sekitar kampusku, berbagai tempat keramaian tak luput dari tempelan-tempelan brosur warna-warni produk Pijat cap STIWI Syar’i baik di Warkop-warkop, Warung Nasi, di persimpangan jalan, di pondok pesantren, mading Mushala, di kamar-kamar pasienku bahkan tiap orang yang lewat atau pas ketemuan selalu tak luput aku sodorkan brosur itu.

Di kampusku IAIN Sunan Ampel adalah sarangku untuk menjemput ilmu dan rezeki. Gudang ilmu dan rezeki, seabrek berkeliaran dan ku ambil satu persatu bahkan segepok. Akhir-akhir ini, orderan pijat terus dan terus berdatangan. Alhamdulillah banget, semakin banyak pasien dan pelanggan setia mungkin Allah SWT memberikan sinyal untuk memotivasiku segera meng-ada-kan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dikembangkan dalam naungan Manajemen “Pijat cap STIWI Syar’i”. (* Amien Ya Allah*)

Ketika tak membawa motor berada di kampus dan tiba-tiba order-an berada di belakang kampus, aku seringkali menjalani hal-hal yang sedikit liar. Dahulu, kalau menjumpai peristiwa seperti ini aku selalu berbalik arah lewat depan kampus dan jalan kaki terkadang juga nebeng ama kendaraan yang lewat dengan waktu sekitar 15 menit, maklum saja karena kampus memberikan kebijakan tepat pukul 18.00 WIB s/d 06.00 WIB gerbang kampus belakang harus uda di tutup. Namun, dengan bertambahnya waktu ternyata waktu 15 menit sanggup aku ubah menjadi hanya sekitar 3 menit saja, hehe. Keren!

Thanks SEMA Fakultas Dakwah!

Ternyata aku tersadarkan setiap ada masalah pasti ada solusi, di tempat tadi ternyata ada jalan rahasia untuk bisa langsung tembus ke Gang Dosen (Gang di Belakang Kampus). Di jalan rahasia itu, aku selalu permisi untuk menjalankan aksi menyingkat waktu itu segera bertemu dengan pasien. Meloncat pagar rahasia di SEMA Fakultas Dakwah! hehehe, Itulah yang sering ku lakukan untuk menemui pasien di belakang kampus ketika aku berada di kampus. Memang sedikit liar, namun itulah yang membuatku mampu berbuat cekatan dan itu memang sudah menjadi karakterku. Dengan ketinggian sekitar 2 meter itu, aku selalu berhati-hati biar adegan mau jatuh dulu gak terulang kembali. Harus waspada dan cengkraman tangan harus kuat, ternyata berhasil. Hehe, maklum mantan atlit panjat dinding jadi mengenai cengkraman uda tak menjadi masalah buatku.

Dari banyaknya pasien, banyak pula adegan yang lucu terselip di sana yang tak terlupakan. Salah satunya tadi malam, Alkisah... hehe,

Ada pasien Mahasiswa yang bernama Agung, dia menelponku untuk minta dipijat saat aku baru saja memegang kaki pasienku. Alhamdulillah ada pasien lagi, itu yang aku ucap. Di tengah-tengah telpon tadi, terjadi deal pukul 22.00 WIB untuk aku pijat di kosnya yang katanya dekat toko buku di Gang Dosen. Saat itu, aku gak ada waktu untuk menyimpan nomor hp nya. Nomor hp nya hanya tersimpan dipanggilan masuk dan nomor itu akan hilang ketika hpku mati karena error. Perasaan gak enak pun ku rasakan! Setelah mijat pasien tadi sekitar pukul 21.30 WIB yang ketepatan mahasiswa juga, aku kebingungan lokasi tang tepat di mana kosnya. Mau nelpon ternyata uda gak kesimpen. Aku pun mendatangi ciri-ciri tempat tadi yaitu di Gang Dosen dekat Toko Buku, aku pun segera meluncur kesana dan sesampai di sana aku kebingungan mana kost yang dia huni. Kebingunganku memunculkan keberanian, di tempat tadi berjejer kost yang membuatku bingung di mana tempat kostnya.

Kebingunganku memunculkan keberanian, hehe. Betul banget! Di sana, aku berteriak lirih memanggil nama pasien tadi yang ketepatan dengan punya nama Mas Agung. Berteriak lirih sekitar belasan teriakan di area tadi tak kunjung sukses, huf. “Di mana dia ne?” ucapku menunggu penantian. Aku tak sabar, teriakan lirihku tadi aku coba tuk aku kencangkan berkali-kali di sela-sela kost. “Mas Aguung... Maaaaas Aaaaguuuuuuung...!!!” teriakan sedikit keras dan kosong tak ada respon,,, waduh jangan-jangan salah tempat kost ne.

Kebingunganku memunculkan keberanian, di sana aku malah mengetok pintu tiap kost dan menanyakan satu persatu ada gak yang namanya Mas Agung dan hasilnya nihil. Sampai-sampai aku gak paham ada kost rumah tangga dan ada ibu-ibu yang aku tanyain pertanyaan tadi dan hasilnya juga nihil, maaf ibu aku udah mengganggu aktivitas sampeyan. Tadi malam aku lumayan terlalu berani mengetok-ngetok pintu tiap kost menanyakan yang namanya mas Agung,,, Akhirnya dengan keberanian, kenekatan dan kerja keras, ketemu juga dia, hahaha. Alhamdulillah,,, di sana menjalankan aksi mijat dan sambil sharing tentang bussines.
Setelah mijat, aku menuju ke warkop sambil mencari bungkusan nasi. Setelah makan, aku minta izin menempelkan brosur Pijat cap STIWI Syar’i di sela-sela temboknya dan ternyata sekitar pukul 00.00 WIB deal katanya yang punya Warkop tadi minta pijat, hehe. Kemudian, aku berjalan ke barat menuju perpustakaan kampus bukan mau pinjam buku! Namun, silaturrahim dengan pasien-pasienku dan numpang bermalam karena di kost dipake temen adek tuk persiapan ujian SNMPTN. Di perpustakaan itu aku sering bermalam, aku sangat bersyukur mempunyai kenalan yang baik hati bak keluarga sendiri. Alhamdulillah, dengan kondisi yang lumayan capek habis full orderan kemarin-kemarin malam dan tadi malam lumayan dapat 45 ribu (2 pasien) semoga pendapatan di atas 100 ribu kayak kemarin bisa terulang kembali bahkan lebih. (* :: Amien :: *)
*****
Terima kasih Allah, Engkau mampu memberikan kemampuan untukku yang selalu terus berkarya dan hidup mandiri. Ya Allah, wujudkanlah impian muliaku ini yakni mampu memberi makan orang-orang di sekitarku dengan jalan memberikan lapangan kerja yang layak bagi mereka (Young Success Entrepreneur). (**__Amien lagi___**) Semoga aku selalu punya bekal Iman, Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan JUJUR untuk menjadi pribadi yang HEBAT...!!!

Catatan Di Warkop

Dini hari Senin 11 Juni 2012 yang indah tepat pukul 01:41 WIB,
Aku mulai menulis menapaki masa lalu tuk ku tuangkan dalam ketikan keyboard,
Jari jemari yang letih sehabis memijat 5 pasien sehari sangat terasa,
Terlebih Pikiranku yang terus terjejali sang Mantan, terus ku usahakan dan terus berusaha,,,
Untuk melupakan kemanjaan palsunya padaku dulu,
Aku ingin hidup lebih baik,
Menatap hidupku penuh dengan keJUJURan, kerja keras, dan kerja cerdas,
Buat Sang Mantan terima kasih kemanjaan palsumu dulu,
Senyum palsumu dulu,
Syukur banget aku tak terlena,
Aku mencoba belajar,
Belajar dari kepalsuanmu dulu,
Kepalsuan yang mungkin tu memang pilihan yang amat terbaik buatmu,
Belajar dan belajar tuk menjadi pribadi yang jujur,

Badan amat letih sehabis mijat,
Aku jalan kaki berkeliling menyusuri jalanan Wonocolo,
Berharap bisa berjumpa dengan tukang nasi goreng atau semacamnya,
Warung uda tutup dan Nasi Goreng gerobak uda Habis,
Kemana-mana sudah habis,
Perutku yang lapar terus menyusuri jalanan Wonocolo dengan pundak yang terasa berat,
Perjalananku ditemani penglihatan yang tak sepenuhnya fit,
Capek, kaki ini seakan menyeret jalanan aspal,
Ku berhenti seraya menghitung pendapatan pijatku hari ini,
Di pojok perempatan jalan,
Aku duduk seakan terkapar kecapekan dengan membolak-balikkan uang hasil pijatku,
Dengan pendapatan 110 ribu sehari itu,
Seakan terjawab sudah untuk melepaskan rasa letihku,

Aku melanjutkan berkeliling mencari ganjelan perutku yang asyik bergoyang karena lapar,
Sekitar 30 menit lamanya, aku tak kunjung menemukan sekumpulan karbohidrat,
Di manakah kamu? Dimana?
Aku coba berbalik arah dan terus berjalan, eh tiba-tiba menemukan nasi Padang yang mau tutup,
Aku berharap semoga ada,
Ingin banget rasanya mengulang ketiga kalinya makan nasi padang yang makyus,
Pertama dulu ama temenku,
Kedua ama dosen Pak Cik,
Dulu sempat aku bertanya pada kasir,
Ternyata makan total ama beliau menghabiskan 40 ribu,hehe
Semoga ketiga kalinya aku mendapatkan kenikmatan pula,
Eh ternyata,,
Lauknya habis,,, tinggal nasinya doang, haha*Lumb beruntung,
Ya sudah... Bingung.
Aku mencoba mencari di warung Nasi Goreng di sebelahnya dan ternyata habis juga, huf.
Eh, Sekalian aku mampir ke warkop pesan mie rebus dan...
Aku kombinasikan dengan nasi dari nasi Padang tadi,
Haha, terima kasih Allah... Dengan rasa kenyang yang ku berikan ini,
Aku mampu menulis tulisan yang gak jelas ini, hehe.
Terima kasih kepada siapa pun yang menyayangiku dengan tulus mau pun dengan dusta.
Terima kasih semuanya,

Jumat, 01 Juni 2012

.:: Indah ::. (Catatan si Bocah Freedom)


Indah rasanya, ketika diri ini terbebas dari belenggu yang mengikatku
Indah rasanya, ketika diri ini mampu berlari bebas
Indah rasanya, pikiran ini sudah tak memikirkan hal-hal yang tak penting!
Indah rasanya, bayangan kedustaan udah ku lempar jauh ke neraka
Indah rasanya, hari ini Aku telah tersadar sesadar-sadarnya
Indah rasanya, dulu Aku telah belajar kebodohan-kebodohan semu
Indah rasanya, Aku mulai belajar tak bersahabat dengan kebodohan-kebodohan semu itu
Indah rasanya, aku mampu bisa tertawa melihat kelucuan dunia ini
Indah rasanya, tanganku bisa mengetik goresan-goresan sejarah
Indah rasanya, masa kelamku telah terbuang di tong sampah, haha
Indah rasanya, tak secuil ingatan pahitku dulu bergelantongan di pikiranku
Indah rasanya, musik-musik semangat dari Bondan Prakoso beraksi
Indah rasanya, film-film semangat terus menyemangatiku
Indah rasanya, semangat-semangat tulus tanpa dusta menghampiri kehidupanku
Indah rasanya, sekarang Aku puas karena sangat paham merasa dibohongi
Indah rasanya, Aku mampu berucap dunia ini memang indah
Indah rasanya, dunia ini yang indah masih terselip keindahan meski ada kebejatan di seberang sana
Indah rasanya, suara dustamu telah ku bakar dalam-dalam di api Matahari-Nya
Indah rasanya, si bocah Freedom ini bisa benar-benar bebas
Indah rasanya, aku bisa terucam thanks Allah kau telah menyadarkanku
Indah rasanya, aku bisa belajar tuk merawat kejujuranku
Indah rasanya, memiliki orangtua yang sangat mengajarkan kejujuran dan kerja keras
Indah rasanya, memiliki adik-adik dan keluarga yang menyayangiku tanpa DUSTA
Indah rasanya, dengan membenci kedustaanmu dengan dalih untuk melupakan semuanya
Indah rasanya, sangat indah.
Semangat si bocah Freedom...!!!

HTML

Powered By Blogger

SALJU INDAH