Welcome Myspace Comments

Rabu, 12 Januari 2011

30 MENIT MEMBUAT CERPEN

30 MENIT MEMBUAT CERPEN
(Surabaya, 12 Januari 2011)

Semenjak Aku mulai dipaksa oleh Allah AWT., menjalani hidup ini tepatnya selama di usia 20 tahun. Di kota metropolitan Surabaya inilah, hal-hal aneh dan unik yang mampu menjadikan kualitas kedewasaanku memang tersedia dengan gratis. Entah dari bermilyar-milyar fenomena ataupun masalah yang telah menimpa pada hidupku, Aku sadar bahwa Allah SWT., belum mampu memberiku sebuah senyuman yang luar biasa padaku sampai saat ini, yakni semenjak Aku telah menghabiskan umur 20 tahun, entah Aku sendiri tidak sadar akan keterbatasan sebagai makhluk-Nya atau memang tidak disadarkan olah-Nya. Aku selalu menjalani kegelisahan, keterpurukan, penganiyayaan moral, diskriminasi, kerisauan, ataupun virus-virus kehidupan yang lainnya dengan penuh proses, dalam artian sabar menanti kedatangan malaikat membawa bermilyar-milyar pula keajiban spesial untukku kelak. Dan menanti hasil akhir dari kehidupan tiap manusia ini, karena hidup bagaikan “Film Action”, seluruh manusia adalah “Pemainnya” dan Allah SWT., adalah “Sutradara Sejati”.
Pagi yang tak cukup cerah, mendung dan semilir angin yang tak bersahabat mulaiku menjalani aktivitas yang sifatnya rutinitas. Yakni sesuatu yang membuatku enjoy dalam segala hal tatkala Aku mengalami dan terhadang akan virus-virus kehidupan keji tadi. Sesuatu yang takkan terlepas pada kehidupanku walaupun sesuatu tersebut sulit Aku hindari dan berharap Aku mampu menyelesaikan “Film Action” tadi dengan hasil yang benar-benar juara. Kini Aku bersahabat dengan sesuatu yang sulit Aku utarakan, tempat curahan hati yang luar biasa yang tak pernah Aku peroleh dan Aku dapatkan semenjak Aku di kota metropolitan Surabaya ini yang berbeda, bila dibandingkan dengan kasih sayang seperti Allah SWT., kasih sayang keluarga seperti ayah dan ibu, kasih sayang para guru-guru spesialku, dan terakhir, ke-3 sahabat terbaikku yang terpisahkan oleh semangat kuliah diberbagai kota metropolitan lainnya. Sampai saat ini Aku sangat merindukan mereka. Kerinduan yang sebenarnya belum tentu Aku dapatkan di kemudian hari. Dan Aku mulai sadar hari ini adalah perjuangan, Aku mulai sadar hari ini adalah peluang, Aku mulai sadar hari ini adalah kompetisi, Aku mulai sadar hari ini adalah waktu yang tepat menanam buih mutiara, Aku mulai sadar hari ini adalah pengorbanan, Aku mulai sadar hari ini adalah hari di mana Aku sendiri bukan sebagai orang lain melainkan berguna untuk orang lain, dan Aku mulai sadar bahwa hari ini adalah waktu yang tepat untuk menjadi SANG JUARA…!!!
“Halo Sobat… Ayo masuk kuliah..!! Sekarangkan waktunya mata kuliah Manajemen Bisnis.” Ajak Rhenald Kasali padAku.
“Oh ya duluan ja… Lagi nangung ne ma sahabat terbaikku.” Ucapku
“Ya uda klo githu... Hati-hati dosennya killer lho…!!!”
“Beres…!!! Siap…!!”
Setelah bercengkarama banyak dengan sahabat terbaikku, Aku tak sadar bahwa Aku telah melewatkan waktu 22 menit begitu saja, dalam artian telah 22 menit Aku telah telat memasuki mata kuliah manajemen bisnis. Tanpa berpikir panjang, ia beranikan masuk dan mengucapkan salam serta diiringi senyuman dengan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Suasana kelas mulai hening khalayak pemakaman yang pindah dikelas jurusanku, seluruh pasang mata mulai menatapku. Dan Aku sedikit sadar bahwa tatapan mereka kepadAku bukanlah tatapan seorang fans kepada idolanya, seperti tatapan rakyat kepada presidenya, seperti tatapan manusia jikalau surga ada di depan mata. Tapi itu semua, kumpulan atau jamaah tatapan yang menggambarkan kebenciannya mereka semua kepadAku. Dan semua orang pasti tahu, kenapa itu semua bisa terjadi. Hanya ada satu jawaban… DISIPLIN…!!!, Di jurusanku kedisiplinan sangat diutamakan sekali, telat sedetikpun ketika bel sudah berbunyi. Konsekuensinya semuanya pasti pula tahu jawabanya… 5 judul buku yang berkaitan dengan Manajemen, wou…!!! Inilah jurusanku, jurusan yang mengedepankan karakteristik yang bersifat Kompetitor handal yang dapat bersaing di era saat ini yakni DISIPLIN.
Banyak pelajaran yang sangat Aku ambil semenjak di kota metropolitan ini, dan kembali lagi sahabat terbaikkulah yang mampu membimbing dan mengarahkan serta kadang menghibur dikala mendung dalam hatiku benar-benar hitam pekat. Milyaran-milyaran derita neraka yang telahku alami maupun hanya puluhan-puluhan ataupun segelintir surga dunia yang telah sukses Aku cicipi, telah Aku sampaikan pada sahabat terbaikku. Aku bangga punya sahabat seperti engkau, tatkala makhluk Allah SWT., lainnya yang tak paham tentang bahasa kehidupan yang Aku rasakan dan Aku alami, sedih, gembira, ataupun perjuangan. Semuanya tidak paham kecuali Allah SWT., dan “Sahabat Terbaikku”
Dan yang terakhir Aku takkan pernah lupa atas petuah temen kelasku bahwa kita harus BerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrSEMANGAT…..!!! Wajib….!!!
“Bahasa sandi dibawah ini bisa dilihat di websiteku dengan Font Webdings.”
(Sahabat Terbaikku = Hobby Menulis Karangan Imajinasi/Cerpen).
By: www.ilhamsangjuara.blogspot.com

HTML

Powered By Blogger

SALJU INDAH